follow

< script type="text/javascript" src="https://cdn.pushassist.com/account/assets/psa-swamedikasikesehatan.js" async>< /script>

Followers

follow

Thursday, September 12, 2019

Swamedikasi Kecacingan

Swamedikasi Kecacingan

Apa itu Kecacingan?

Kecacingan atau biasa disebut cacing merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi parasit dari golongan helminthes (cacing) yang ditularkan melalui tanah. Kasus kecacingan di Indonesia masih sangat tinggi terutama pada anak-anak dan pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan lingkungan yang kurang bersih (sanitasi yang buruk). Kecacingan atau cacingan sangat merugikan manusia karna dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, kecerdazan, gizi  dan produktifitas bagi penderitanya. Selain itu kecacingan dalam tubuh manusia juga bisa menyebabkan kehilangan karbohidrat, protein dan kehilangan darah.

Tanda dan Gejala Kecacingan

  • Anemia atau kekurangan darah, hal ini dikarnakan cacing yang masuk kedalam tubuh manusia menyerap darah, karbohidrat dan protein sehingga menyebabkan badan menjadi lemas, mudah lelah, pucat, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
  • Reaksi alergi dimana pada kulit akan terasa gatal,ruam dan kemerahan akibat cacing yang dapat bergerak dibawah kulit.
  • Perut membuncit, merasa mual, nyeri kepala, pusing, dan susah tidur dikarnakan cacing dapat bergerak dan berpindah dari organ satu ke organ lain.
  • Mengalami rasa gata-gatal pada bagian dubur atau anus terutama di malam hari (tanda khas cacing kremi).

Apa saja penyebab kecacingan?

Ada 5  helminthes (cacing) yang dapat menginfeksi manusia, antara lain:


1. Cacing Gelang (Ascaris Iumbricoides)

Cacing gelang berukuran besar dan bentuknya seperti cacing tanah. Hanya telur cacing yang telah dibuahi yang dapat menginfeksi manusia. Telur cacing ini dapat masuk melalui makanan yang sudah terkontaminasi. Telur cacing yang masuk akan menetas menjadi larva di usus halus. Selanjutnya larva menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah, jantung, trakea, faring lalu ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Siklus cacing gelang dari tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Cacing dewasa yang hidup dalam usus halus jarang menimbulkan gejala klinis. Jika terdapat gejala klinis biasanya  “tidak khas” seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi, lesu, pucat, dan kurang konsentrasi. 

2. Cacing Pita (Taenia solium, Taenia saginata)

Cacing pita berbentuk pipih panjang seperti pita dan biasanya ditemukan pada hewan, seperti sapi atau babi. Cacing pita terdapat di jaringan otot hewan dan dapat menginfeksi manusia apabila memakan daging sapi atau babi yang dimasak kurang sempurna. Cacing pita akan masuk ke usus halus dan dapat bertelur hingga ribuan. Telur cacing pita yang menetas kemudian bergerak ke organ tubuh lain seperti jantung, paru atau otak.
Gejala klinis yang disebabkan cacing pita sebagian kasus tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). Gejala klinis cacing pita antara lain gangguan pada lambung, mual, badan lemah, cepat lelah, penurunan berat badan, diare, konstipasi, nafsu makan berkurang, sakit kepala, merasa cemas dan gelisah.

3. Cacing Tambang (Necator americanus, Ancylostoma duodenale

Berbeda dengan cacing lain, cacing tambang tidak menetas dalam tubuh manusia. Cacing tambang dapat menginfeski manusia apabila manusia berjalan diatas tanah tanpa menggunakan alas kaki. Hal ini dikarnakan cacing tambang dapat masuk menembus kulit manusia. Cacing yang masuk dalam tubuh manusia akan menuju saluran getah bening, pembulu darah, bronkus, kemudian menuju usus. Cacing tambang dapat menghisap darah manusia. Oleh karna itu, gejala klinis utama dari infeksi cacing tambang ialah anemia atau kehilangan darah.

4. Cacing Kremi (Oxyuris vermicularis, Enterobius vermicularis)

Cacing kremi merupakan cacing yang sering menginfeksi anak-anak. Cacing ini berukuran kecil sekitar 1 cm, berwarna putih dan bentuknya seperti parutan kelapa. Cacing kremi dapat masuk ke tubuh manusia melalui tangan atau makanan yang terkontaminasi dan melalui garukan tangan pada anus/dubur. Cacing yang masuk akan menetas di usus halus dan saat dewasa akan menetap di usus besar. Ketika cacing betina hamil, cacing betina akan berpindah menuju anus/dubur untuk meletakan telurnya. Hal ini terjadi terutama pada malam hari. Hal inilah yang menyebabkan salah satu gejala klinis utama caring kremi yaitu timbul rasa gatal pada daerah anus terutama pada malam hari.

5. Cacing cambuk (Trichuris trichiura)

Cacing cambuk berukuran sekitar 4-5 cm dan berukuran seperti cambuk. Berbeda dengan cacing kremi, cacing cambuk akan menetas dan tumbuh dewasa di usus halus baru kemudian berpindah menuju usus besar. Cacing betina bisa mengasilkan 3.000-10.000 telur setiap hari. Cacing cambuk dapat menyebabkan manusia kehilangan banyak darah sehingga menimbulkan anemia. Selain itu, dapat juga menyebabkan mual, muntah, iritasi pada faring, batuk, sakit leher dan suara serak.

Apa yang harus Kita lakukan ketika mengalami Kecacingan (cacing)?

  1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
  2. Mencuci tangan baik sebelum dan sesudah makan dan mencuci tangan setelah buang air besar atau air kecil.
  3. Mencuci bersih peralatan makan dan bahan makanan yang akan dimasak seperti sayur.
  4. Menggunakan alas kaki ketika bersentuhan langsung dengan tanah.
  5. Makan yang banyak untuk mengembalikan nutrisi yang hilang.
  6. Biasakan memotong kuku secara teratur terutama pada anak-anak.
  7. Pastikan masakan yang dimasak sudah dimasak dengan baik.

Apa saja obat Kecacingan (cacing) yang dapat kita gunakan untuk Swamedikasi atau Pengobatan Sendiri?

Obat kecacingan biasa disebut juga obat cacing atau antelmintik. Berikut obat yang dapat kita gunakan untuk swamedikasi atau pengobatan sendiri di rumah:

1. Pirantel Pamoat

Pirantel Pamoat merupakan obat cacing yang paling banyak digunakan karna kerjanya efektif untuk beberapa jenis cacing. Cara kerja obat ini melumpuhkan cacing yang menginfeksi tubuh manusia.

Hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat Pirantel Pamoat:
Tidak boleh digunakan pada pederita gangguan fungsi hati, anak dibawah usia 2 tahun dan ibu hamil.

Aturan Pemakaian:
Dosis tunggal atau sekali minum setiap enam bulan sekali.
Dosis pirantel pamoat adalah 10 mg/kg berat badan dengan dosis maksimal 1 gram perhari. Dapat diminum saat keadaan perut kosong atau sesudah makan.
Contoh: Orang dewasa dengan berat badan 50 kg, dosisnya harus meminum 500 mg sekali minum.
Lebih baik diminum sebelum tidur sehingga keesokan harinya cacing yang mati dapat dikeluarkan saat buang air besar.

Contoh obat Pirantel Pamoat di pasaran: Combatrin, Helmitrin, Pantrin, Piraska.

2. Piperazine

Piperazine digunakan untuk cacing kremi dan cacing gelang dengan cara kerja melumpuhkan cacing sehingga cacing dapat keluar bersama tinja. Obat ini dapat diberikan pada ibu hamil.

Hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan obat Piperazine:
Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita epilepsi.

Aturan pemakaian:
Dewasa                    : 75 mg/kg berat badan selama 3-7 hari.
Anak                        : 50 mg/kg berat badan selama 1-7 hari.
Piperazine Sirup
Dewasa         :15 ml diminum sekali sehari sesudah makan malam.
Anak 3-5 tahun :10 ml diminum sekali sehari sesudah makan malam.
Anak 1-2 tahun :5 ml diminum sekali sehari sesudah makan malam.

Contoh obat Piperazine: Ascomin, Combicetrin, Imacitrin, Piperacyl, Piprazina, Upixon, dll.

Apa saja Obat Herbal atau Obat Tradisional Kecacingan yang dapat Kita gunakan untuk Swamedikasi atau Pengobatan Sendiri?


1. Bawang Putih

Siapkan 4 gram bawang putih dan 4 gram temugiring yang telah dicuci bersih. Kemudian tambahkan air matang 2 sendok makan, lalu kedua bahan dihaluskan atau dilumatkan. Dapat diminum 1 kali sehari 1 sendok makan dan diulang selama 4 hari.

2. Delima Putih

Nama daerah: Dalima; Dalimo; Dilimene; Gangsalan; Glima; Talima.
Siapkan akar delima putih 1 jari dan rimpang temu giring segar 1 jari. Kemudian bahan diseduh dalam air panas 100 ml lalu diminum.
Dapat diminum 1 kali sehari 100 ml dan diulang selama 4 hari.

3. Jarak Pagar

Nama daerah: Balacai; Bintalo; Jarak kosta; Jirak; Kadoto; Kaleke; Kanjoli; Pakukase.
Untuk menggatasi Cacing keremi.
Siapkan 4 helai daun jarak pagar segar yang telah dicuci bersih. Tambahkan 2 sendok makan minyak kelapa. Bahan dihaluskan atau dilumatkan  kemudian dipanaskan sebentar. Ramuan dioleskan pada bagian dubur menjelang tidur malam dan  pagi harinya cacing keremi diambil menggunakan kapas.

4. Pepaya

Siapkan akar pepaya 1 jari dan bawang putih 1 umbi. Bahan kemudian dicuci bersih dan direbus degan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. 
Dapat diminum 2 kali sehari.

5. Temugiring

Siapkan Rimpang temu giring segar 4 gram. Temugiring diparut kemudian direbus dengan air 1 gelas hingga tersisa ½  gelas. 
Diminum 1 kali sehari.

6. Jahe

Untuk mengatasi Cacing Gelang.
Siapkan 60 gram rimpang jahe yang dicuci bersih. Kemudian dihaluskan atau dilumatkan dan diberi segelas air, lalu disaring dan diminum. Dapat ditambahkan madu.
Dapat diminum 3 kali sehari.

7. Petai Cina

Untuk menggatasi Cacing Gelang.
Siapkan 5 gram biji petai cina yang telah dibersihkan. Bahan kemudian direbus dalam 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas. Lalu disaring dan diminum sekaligus ketika sudah dingin.
Dapat diminum 3 kali 5 gram/hari.

8. Ketepeng Cina 

Untuk menggatasi Cacing kremi.
Siapkan 7 lembar daun ketepeng cina yang sudah dicuci bersih. Kemudian bahan direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Lalu disaring dan diminum sekaligus ketika dingin.
Dapat diminum sekali sehari.

Kapan harus ke dokter?

  1. Mengalami anemi berat.
  2. Kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan.
  3. Mengalami nyeri hebat dibagian perut, sering pusing atau sesak napas.

 “Ayo Hidup Sehat”




0 comments:

Post a Comment